
Gereja
Palasari didirikan untuk menjadi tempat ibadah umat Kristiani yang
tinggal atau datang ke Bali. Namanya Gereja Paroki Hati Kudus Yesus atau
lebih dikenal dengan sebutan yang pendek saja: Gereja Palasari. Gereja
ini memiliki beberapa keunikan, terutama dari segi arsitektur bangunan
dan usianya yang sudah puluhan tahun. Makanya tak mengherankan tak hanya
wisatawan lokal saja yang dayang kesini, namun juga wisatawan asing
juga banyak yang berkunjung kesini.
Kesejarahan
Gereja
Palasari berada sejak tahun 1940-an, yang mana seorang bernama Pater
Simon Buis membuka sebuah hutan Pala yang kemudian diberinama dengan
Palasari (sekarang disebut dengan Palasari Lama). Disinilah Pater Simon
membangun sebuah desa yang memiliki Mode Dorf yang desa berbudaya Bali
namun tetap bernuansa Katholik yang kental.
Lantas, pada tahun
1955, sebuah bukit di kawasan ini diratakan dan dibangunlah sebuah
gereja yang kokoh, yang memiliki arsitektur perpaduan antara Belanda dan
bali. Gereja inipun kemudian diberinama Gereja Palasari dan diresmikan
oleh Pastor Simon Bois. Dan pastor inilah yang kemudian mengenalkan
agama Katholik kepada masyarakat Bali secara luas untuk yang pertama
kalinya.

Keunikan
dari gereja ini ialah bangunan gereka yang memadukan arsitektur ghotik
dengan Bali. Meskipun gereja ini sudah berusia lumayan senja, namun
kondisi dan keadaan didalam gedungnya masih terlihat terawat. Di pintu
masuknya, terdapat seperti gapura yang pada umumnya tugu tersebut biasa
terdapat di sebuah pura atau perumahan masyarakat Bali pada umumnya.
Halaman Gereja Palasari yang banyak ditumbuhi pohon cemara dengan
beberapa pembatas halaman gedung Gereja yang terdapat sedikit ukir
ukiran Bali.
Lokasi
Gereja Palasari bisa dijumpai di Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali –Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar